Indonesia Civil War 1965-2030 Part 1: Tidak Pernah Akur

Sejak era politik balas budi ada tiga partai yang sangat bersikeras tentang bagainmana nanti bentuk Indonesia saat merdeka. Partai Republic Indonesia Tanah Airku atau RITA bersikeras menjadikan Indonesia menjadi Republic, sementara Partai Kerajaan Indonesia menginginkan Indonesia menjadi Kerajaan atau Emirate mengingat Indonesia terdiri dari kerajaan-kerajaan kecil. Terakhir Union Communism mengingkan negara berbentuk seperti Uni Soviet. Pada akhirnya Republic yang memenangkan hal itu saat Indonesia merdeka tahun 1945. Namun partai-partai tetap saling berdebat. Maka Soekarno memberikan kelonggaran dan jabatan terhadap partai-partai lain. Kerajaan mendapatkan hak mengontrol Aceh, Jogja, dan Madiun, juga memiliki pasukan sendiri yang disebut Pasukan Kerajaan terdiri dari 10 Commander yang mengawal president. Union juga mendapat pasukan sendiri karena partai mereka tentang buruh dan tani, maka pasukan mereka disebut Valkyrie. Republic juga mendapat pasukan sendiri yang terpisah dengan pemerintah.

Namun, tidak tahu siapa yang menembak pertama, terjadi perang antar 3 faksi pada tahun 1965. Kuatnya Union membuat Republic-Kerajaan bersatu untuk membinasakan mereka selama-lamanya, dengan pertempuran terakhir berada di Surabaya. Sementara itu pemerintah diam-diam membentuk pasukan khusus untuk mengcounter siapapun yang melakukan perang internal termasuk Republic-Kerajaan. Pemerintah membentuk Perusahaan Indonesia yang terdiri dari 114 Perusahaan Negara atau BUMN. Tujuan BUMN adalah mendapatkan aset sebanyak-banyaknya dan mendanai pasukan itu.

Namun pada tahun 1998, ketegangan Republic-Kerajaan sudah meledak dan terjadi perang sipil lagi, sementara itu juga para pemuda membentuk Revolution Army of Indonesia atau RAID untuk mentackle dominasi Soeharto. Perusahaan  diluncurkan pemerintah untuk mengatasi 3 faksi sekaligus namun hanya bisa menyeimbangi mereka. Era selanjutnya disebut perang 4 kekuatan (War of Four Powers).