Selasa, 28 September 2021

Fansubber: Himeko Tablet

Fansubber: Himeko Tablet adalah epiloge setelah episode 12 Arc Fansubber. Shiki menemukan pesan dalam bentuk tablet Yupa yang ditinggalkan Himeko di reruntuhan Excalibur Fansub. Epiloge ini menceritakan bagaimana konsep Fansub Himeko yang berbeda dengan Cross Tristan dan Akkun.

Chapter 1: Creation of Fansub

Pagan Orange Sky sering memberi pelajaran pada kita bahwa, Sang Grand Architect tidak memberi perubahan suatu kelompok, jika kelompok itu tidak mau berusaha melakukan peruabahn. Itulah yang ingin kita capai, mengubah gerakan kelompok ini, komunitas otaku.

Otaku adalah salah satu dari ratusan bahkan ribuan jenis komunitas di dunia. Dan kami tidak peduli komunitas lain, jika setiap komunitas dapat memperbaiki sendiri-sendiri, maka kehidupan akan lebih baik. Itulah konsep Fansub. Fansub bukan jawaban untuk segalanya, bukan satu sistem untuk membereskan semua masalah. Itu pikiran sementara.

Masalahnya adalah manusia itu egoist, manusia selalu mempermasalahkan badge and honor, pangkat dan kehormatan. Kita butuh orang-orang yang tidak terikat dengan itu, orang-orang bersifat relawan. Orang-orang yang tidak dibayar. Orang-orang yang tidak mudah tersinggung dan berperang. Kita menemukan kelompok itu, Fansubber, orang-orang yang menerjemahkan takarir anime agar otaku dapat mengerti maksud dari pertunjukkan itu. Namun, expansi Fansub terus tidak berlanjut, kita memutuskan untuk melindungi dan mengontrol komunitas. 14 Fansub pertama disebut Kanindo.

Chapter 2: Protect Four Worlds
4 Faksi di seluruh Indonesia akan terus bertempur entah sampai kapan. Kita selalu belajar bahwa Indonesia tidak bisa dikontrol oleh satu sistem yang absolute. Panitia 9 sudah merencanakan Indonesia menjadi 9 faksi sejak sebelum negeri ini berdiri, meski kelihatannya itu justru memancing perang sipil, namun kita justru mengetahui bahwa memang bangsa ini sudah terpecah dan tidak bisa disatukan dalam satu payung.

Fungsi Fansub adalah memastikan komunitas di tiap kota terlindungi oleh perang ini. Tidak hanya dari manusia namun Anomali. Kanindo membagi kekuataan Fansub ke seluruh WIB dan WITA dan basecamp kita adalah di WIT. Kita tidak bisa menghentikan konflik, tapi kisa bisa memadamkan api jika menyala. Tidak adalah salahnya menikmati literatur negeri sakura di tengah konflik.

Tentu saja, kapabilitas Fansub masih kalah dengan Agent Republic, Commander Kerajaan Indonesia, Major Arcana Perusahaan, dan Supercell RAID. Untuk memastikan setiap Fansubber aman dari kematian, kami melakukan berbagai experiment. Divisi Fansub itu adalah Subzia.

Chapter 3: Subzia and Silveryasha
Kami menemukan celah dalam kekuataan Yellow Sky, salah satu dari 14 kekuatan Architect. Saat digunakan, kekuataan Yellow Sky tidak akan maju dalam time-line kita, namun juga hadir dalam dunia backdoor, yang disebut Silveryasha. Dunia itu co-exist dengan dunia kita namun tidak bisa dideteksi selain para user Yellow Sky. Setiap kali kekuataan digunakan, akan tercipta copy-cat dari kekuataan itu dalam Silveryasha termasuk manusia.

Sehingga, para pengguna Yellow Sky dikumpulkan dalam satu wadah, dalam Divisi Subzia. Bisa dikatakan, untuk membunuh mereka, perlu suatu cara yang tidak konvensional, karena setiap kali mereka menggunakan kekuataan, mereka menjad exist dalam dunia yang berbeda.

Gold Timika, adalah kota terkaya di Indonesia, sebagai basis untuk meneliti Dunia Silveryasha, jauh dari konflik, menjadi rumah Fansubber terakhir jika rumah lain hancur. 3 Fansub menjaga tempat ini termasuk temanku Razor dan Vrizike.

Chapter 4: Rogue Fansubber
Tentu saja, kami sudah mengantisipasi adanya self-claim Fansub yang tidak termasuk pada grand design ini. Atau Fansubber Rogue dari tubuh Kanindo sendiri. Kita tidak punya panic button atau rencana untuk melawan mereka. 

Tapi, terdapat Fansubber yang mungkin setidaknya akan mengcounter jika gerakan Fansubber pada katagori itu terlalu berbahaya. Kami menciptakan proyek yang disebut Shiki yang berarti Zombie. Bekerja sama dengan BUMN Hakamori Karya, kami menciptakan Fansubber yang loyal terhadap kode etik dan sangat lethal dalam pertempuran. Tapi ketakutkan kami adalah menciptakan monster. Proyek ini discrap dan BUMN itu bahkan dijatuhkan di Blitar. Namun relicnya masih dikonfirmasi hidup dan berkeliaraan di seluruh negeri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar