Kamis, 22 Juni 2017

Russian/Soviet Presence

History

Russia di Indonesia sudah ada sejak era kemerdekaan di mana Russia/Soviet Union membantu militer Indonesia sejak perang paska kemerdekaan dengan menjual alat perang dengan harga murah. Lalu di era Soeharto, Russia menarik seluruh pabrik dan pasukannya karena dinilai menjadi Mother of Communism. Komunis dinilai sangat berbahaya jika berada di Indonesia setelah peristiwa G-30-S. Namun setelah perang sipil pecah di tahun 2000, Republic mulai membangun aliansi lagi dengan Russia demi mendapatkan senjata dengan harga murah. Para pemberontak dan Revolusioner mendapatkan senjata secara gratis dari NATO, sementara pasokan senjata Republic hanya dari China dan Israel. Israel lalu memutuskan hubungan agar tidak memperkeruh suasana karena Israel adalah Ally dari USA, sementara USA adalah pemimpin NATO, sementara senjata dari China sudah ketinggalan jaman. Alasan lain adalah Russia sudah berbeda dengan Uni Soviet. (Di Heroes Survival, Soviet juga bubar pada tahun 1991). Namun karena telah lama diabaikan, Russia meminta kesepakatan tersendiri dengan Republic.

1. Russia tidak akan "face to face" dengan para pemberontak dan revolusioner.
2. Akan menjual senjata hanya pada kelas Mid-Tier (yang khusus diperdagangkan kepada negara yang menjalin aliansi seperti Syria dan Mesir). Contohnya tidak akan menjual T-14 namun T-13 yang lebih mirip copycat dari Abraham ditambah pendeteksi ranjau dan pembelah salju.
3. Diiizinkan membangun pabrik Sukhoi dan MiG (baru sukses tahun 2018)
4. Mendirikan Airbase di Indonesia

Republic awalnya tidak setuju dengan syarat-syarat yang sangat berat dari Russia terutama yang ke empat. Mendirikan Airbase dapat menyebabkan konflik lokal yang dapat merusak hubungan Russia-Indonesia. Maksudknya karena Russia di mata orang awam masih merupakan Mother of Communism. Republic lalu mengajukan perundingan untuk mengatasi nomer 4. Airbase yang didirikan hanya boleh diisi sedikit pasukan Russia namun juga dengan Bendera Indonesia agara tidak mencolok di mata masyarakat awam. Russia lalu mengajukan penawaran lagi bahwa Russia juga boleh menaruh mata-mata di Indonesia dan International Inch akan di bomb hanya oleh pilot Russia. Republic sebenarnya juga kawatir akan mata-mata dari negara lain karena di Indonesia mata-mata dari berbagai negara sudah terlalu banyak berkeliaran sejak perang sipil terjadi, namun Republic menilai bahwa Russia sudah sangat rapuh dibanding rivalnya NATO, sehingga berusaha membuat "credit" sebanyak-banyaknya di negara aliansi yang sedang berperang agar tetap terlihat "Gagah" di mata dunia. Akhirnya Republic mensetujui hal ini. Maka dibangun 8 Airbase di Indonesia yaitu di

1. 2 di Kudus, meski akhirnya direbut juga oleh International Inc
2. 1 di Atlas
3. 1 di poket terakhir Riau
4. 1 di poket terakhir Aceh
5. 3 di Makassar

Airbase yang berada di daerah aman disamarkan juga seperti bandara biasa atau Airport agar tidak terlihat mencolok. Semua bandara di Indonesia juga memiliki konsep yang sama kecuali Bandara Halim Perdana Kusuma.

Shadow in Ujung Pandang
Di Arc Back to Square terdapat beberapa scene di mana seorang bernama Shadow di Ujung Pandang yang merupakan otaku bertemu beberapa kali dengan seorang tentara bernama Nikita dari Russia. Shadow penasaran kenapa orang Russia juga bisa berada di Indonesia dan bagaimana bisa menyebrang Death Country. Nikita tidak pernah menjawab, sehingga Shadow berusaha membuntutinya. Karena bisa mudah diikuti, menandakan bahwa tentara Russia kualitasnya benar-benar menurun dibandingkan era Soviet Union.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar