Minggu, 30 Oktober 2016

Back to Square One

Summary
Intro
Setelah lulus dari D3, Sagara melanjutkan ke jenjang S1 di Indonesia Independence Day University (IIDU). Untuk memenuhi kebutuhan hidup, seperti biasa Sagara melakukan misi-misi di Guild Pemerintah sesuai reputasinya. Karena sepi Quest, Guild Justice of World ditutup Sagara sementara agar tidak perlu membayar pajak, listrik, dan air. Terlebih lagi jarak yang jauh antara daerah Atlas dengan Orange Sky membuat Sagara akhirnya memutuskan untuk tidak pulang dan tinggal di sebuah penginapan. Sagara menyerahkan satu-satunya anggota Justice of World lain yaitu Abigail untuk menjaga "rumah". Sagara berjanji akan pulang 2 tahun lagi sambil membawa Violet Sun Flower dari Living Garden yang merupakan kawasan berbahaya.

Part 1: Rank Down
Saat ada kabar bahwa International Inc sedang membuat City Destroyer, orang-orang yang dinilai berpengalaman di Atlas dipanggil oleh Bachtiar dan Elder ke Guild Pemerintah. Mereka berdiskusi kira-kira bagaimana menghancurkan kereta berbobot 100.000 ton beserta mengalahkan para penjaganya yang tentunya merupakan pengguna kekuatan fiksi yang berbahaya. Namun di tengah perbincangan, sesorang yang mengaku sebagai Inspector Guild (biasanya bawahan menteri) masuk dan memarahi Elder. Orang itu menjelaskan ada banyak Hero yang seharusnya tidak boleh menjalankan misi rank C dan di atasnya. Elderpun tidak berkutik dan mau tidak mau membebaskan Hero-Hero yang dimaksud. Meski mereka berpengelaman, mereka di downgrade ke Rank E-D. Sagara juga termasuk.

Seperti kebanyakan tipikal Hero di Rank E-D, mereka biasanya tidak memiliki Guild, orang-orang baru, maupun orang yang baru mendaftarkan dirinya ke Guild Pemerintah. Mereka yang tidak memiliki Guild juga biasanya membentuk Tim bersama Agent pendamping. Sagara mendapat tim ke 17 bersama Charlotte, Bradley, dan seorang Agent #8: RA. Ra diambil dari kekuatan fiksinya yang pada tahap ultimate membentuk burung RA (Phoenix).

Part 2: Beautiful Enemy
Meski masih pada Rank E-D, mereka ternyata langsung diberikan misi di tempat yang sangat jauh seperti Lukas City yang berada di 100 km selatan Pulau Madura. Sebagai bonus, mereka mendapatkan tiket Express gratis menuju ke sana. Di perjalanan Tim 17 memperkenalkan diri masing-masing. Misi mereka adalah berunding dengan Hadni yang telah mengkudeta Lukas City dengan memanfaatkan ketidakstabilan kota setelah The Moon mengalahkan Lukas Dexter. Sagara mendapati Hadni adalah seorang perempuan yang bahkan 3 tahun lebih muda darinya. Bradley mewakili perundingan bahwa Hadni sebaiknya keluar dari kota karena fraksi Republic akan merebut kota itu dengan aksi militer. Namun Sagara sendiri keceplosan bahwa Republic akan menyerang dari selatan. Namun Hadni tentunya menolak dan memilih mempertahankan kota sampai pasukan utama Indonesia Kingdom tiba. Hendak pergi, Sagara dipukul Hadni sampai terlempar ke laut. Bradley yang terkejut langsung berusaha mengunci Hadni namun gagal. Bradley terus membujuk Hadni dengan kata-kata bahwa dia masih muda seperti dirinya, seharusnya tidak ikut perang apalagi berpihak pada pemberontak. Namun Hadni tetap mengabaikannya dan berusaha membunuh Bradley. Sagara dengan Blue Sky Wind Dragon keluar dan air dan menyerang Bradley. Sagarapun bertarung dengan Hadni. Sepertinya Hadni juga tidak berpengalaman dan tertusuk dadanya oleh tombak Sagara. Dalam kondisi itu, Hadni mengeluarkan kekuatan fiksi Zwei Wing: Mind Reading yang sekaligus menyembuhkan lukanya, Sagara yang pernah menghadapi pengguna Zwei Wing mengajak Bradley untuk kabur. Namun Bradley malah terpukau dengan kecantikan Hadni, karena biasanya pengguna Zwe Wing akan memilik sayap yang indah yang mempercantik pengguannya. Sagara secara tidak sopan menendang Bradley ke dalam air karena mengingatkan dirinya kepada Mutto rekannya dulu yang tewas karena terpesona dengan musuhnya. Sagara pun secara egois satu lawan satu melawan Hadni.

Sagara memancing Hadni kepada daerah tengah kota dari jembatan timur. Di sana Sagara berusaha mencari spot yang bagus untuk menembakkan Blue Sky Galaxy Canon Voice yang hanya bergerak lurus saja. Di sebuah gang sempit, Sagara berpura-pura terpojok. Lalu Hadni menusuk Sagara dengan pedangnya, namun hanya mengenai bagian bawah dada. Di kesempatan itu, Sagara mengunci tangan Hadni dan menembakkan Canon Voice tepat di depan wajahnya. Hadni terbakar dan semakin marah. Sagara yang terluka parah berusaha kabur sambil menggunakan Wind Dragon, namun tiba-tiba RA menggunakan Lightning Duck untuk mengalahkan Hadni. Di misi itu secara teknik Sagara dan timnya gagal melaksanakan misi dan mendapat skorsing lagi. Charlotte keluar dari tim dan memilih mandiri. Terima kasih kepada RA yang membuat Bachtiar tidak terlalu marah dan memperbolehkan mereka melakukan misi lagi. Lagipula dengan tertangkapnya Hadni, Republic dapat mudah melumpuhkan pasuka musuh.

Part 3: Looking for the Devastator
Team 17 mendapat misi untuk menemukan seseorang yang disebut the Devastator di daerah pelosok North End di bagian Barat Sena Bay. Dalam perjalanan, RA, Sagara, dan Bradley terpisah di Red Forest yang ditumbuhi pohon yang daunnya berwarna merah. RA dan Sagara berhadapan dengan seseorang yang mengaku penjaga hutan. Dirinya menggunakan kekuatan fiksi seperti Lem yang sangat lengket. Sagara yang ceroboh membuat dirinya menempel di tanah. RA dengan kekuatan fiksinya Duck Army dapat mengalahkan orang itu. Sayangnya sepertinya yang dikalahkan juga palsu. Mereka bertiga akhirnya dapat bertemu di luar Red Forest. Di Hammam Town, RA dan Bradley memisahkan diri agar mudah mencari informasi. Lalu karena mendengar ledakan di Balaikota, Rara dan Bradley yang mencari Sagara bergegas ke sana. RA dan Bradley sebelumnya baru tersadar bahwa kota yang mereka singgahi ternyata sudah memasuki wilayah Indonesia Kingdom. Mereka berniat memberitahu Sagara secepatnya. Setelah bertemu Sagara, mereka memutuskan kabur dari kota yang penuh penjaga itu. Devastator sendiri ternyata adalah walikota di kota itu.

Part 4: Meet Yui
Team 17 mendapat misi untuk bertemu salah satu orang sewaan pemerintah bernama Yui di Hope Desert. Mereka harus mendapatkan informasi dari Yui. Namun untuk masuk ke Hope Desert, harus melalui udara maka mereka menumpang Zen Marc secara ilegal. Mereka berhasil namun saat di udara parasut Sagara tidak bisa mengontrol parasut sehingga menabrak Bradley dan RA di ketinggian 500 m. Mereka pun mendarat secara random di gurun itu. RA mengeluh karena Sagara tidak menangkapnya, Sagara beralasan mendarat di gurun pasir jauh lebih aman daripada tubuh manusia. RA bersama mereka lalu bergerak mencari Yui menggunakan kompas special milik pemerintah yang akan menunjuk kepada Yui langsung, namun anehnya kompas itu selalu bergerak. Seolah Yui berlari secepat 80km/jam. RA terkejut saat tiba-tiba City Destroyer yang lebih mirip kereta raksasa muncul di dekat mereka dari dalam tanah. Dan kompas mereka menunjul kepada kereta itu. RA yakin itu sebabnya Yui seolah bergerak cepat, Yui menaiki kereta itu. Rara pun menggunakan Hook Duck agar dapat menumpak di kereta itu bersama Sagara dan Bradley. Tiba-Tiba seseorang menggunakan kekuatan fiksi Hell Entrance untuk berusaha membelah kereta itu namun gagal. Lalu muncul kekuatan fiksi lain yaitu Earth Revenge untuk menghentikan gerakan kereta, namun itu hanya memperlambat sedikit saja. Sagara dan tim 17 mundur dan melaporkan hal ini kepada Bachtiar.

Part 5: Ghost Town (Continue to Part 11)
Sambil menunggu rencana penghancuran City Destroyer jilid 2, Sagara menjalankan misi mandiri yang masih berada di Rank E ataupun D. Misinya adalah mendapatkan dokumen panama yang telah curi oleh pencuri ulung yang masuk ke daerah Ghost Town di tepian Atlas. Sebenarnya itu juga hanya sebuah desa yang namanya memang agak seram. Sagarapun berusaha mencari informasi dengan bertanya kepada orang-orang desa. Namun mereka tidak ada yang tahu. Mereka malah minta tolong kepada seorang pengguna kekuatan fiksi seperti Sagara untuk menyelidiki sebuah kediaman tua di pinggiran desa yang terpencil. Karena kabarnya banyak orang hilang yang sedang bercocok tanam di daerah itu. Sagarapun menyetujui hal itu. Sagara menyusuri kediaman tua itu namun tidak ada yang aneh, sampai dia menemukan sebuah ruang di bawah tangga yang menuju bawah tanah. Sagara menelusuri lorong itu dengan membawa senter standar Hero dengan kompas. Sagara mendapati di sana ada seorang perempuan berambut hijau yang sedang membaca buku sambil tiduran di sofa.

Sagara bertanya siapa dia, lalu menceritakan bahwa gadis itu adalah seorang yatim piatu yang hidup menyendiri dan mengalami kelumpuhan. Dirinya hanya bisa hidup dengan mendapatkan balas kasihan warga. Sambil melihat-lihat ruang yang mirip perpustakaan itu, Sagara terus bertanya kepada gadis itu. Gadis itu bercerita lagi bahwa orang desa akhirnya mengetahui bahwa orang tuanya adalah seorang mantan penjahat perang yang pernah membantai beberapa desa di pinggiran Atlas termasuk Ghost Town. Terlebih lagi karena perbedaan agama, orang-orang desa berniat balas dendam dengan sudah tidak lagi memberi bantuan kepada gadis itu, sehingga membuat gadis itu terpaksa mencuri untuk kebutuhan sehari-hari. Dia mengandalkan burung parot yang setia untuk membawakan makanan maupun minuman. Sagara lalu mengatakan bahwa mereka bilang orang-orang desa sering menghilang di sekitar kawasan sawah di sekitar kediaman ini dan apakah dia mengetahui tentang itu. Seperti biasa, Sagara memang tidak tertarik dengan cerita hidup orang-orang yang mencurigakan.

Part 6: Saving Anjani
Atlas Rural adalah daerah pinggiran Atlas yang berbatasan dengan wilayah Indonesia Kingdom. Memaanfaatkan momen Demo 4 November, Indonesia Kingdom menyerang Bamboo Rural yang penuh perkantoran dan skyscraper. Sagara karena masih berada di Rank D-E, hanya bisa mengambil misi yang berada di daerah sayap, bukan frontline. Sagara mendapatkan misi untuk membebaskan seorang putri dari pemiliki modal sebuah perusahaan konsultan kecil yang disandera lawan. Sepertinya lawan juga bukan Indonesia Kingdom karena mereka jarang menggunakan cara "licik" untuk mendapatkan dana. Sepertinya ini hanya ulah kelompok mafia kecil untuk memanfaatkan momentum kacaunya daerah Rural. Sagara harus bertemu seorang bernama Duke merupakan agent pemerintah #2. Setelah mencari informasi Sagara menemukan putri yang bernama Anjani itu disekap di gedung lantai berlantai 50. Namun tidak ada yang berani mendekat karena wilayah itu dipenuhi orang bersenjata. Sagara mendapatkan bahwa Duke orang yang dingin dan tidak menceritakan detail bagaimana membebaskan Anjani. Duke hanya menyuruh Sagara menyamar menjadi tukang bersih-bersih di gedung itu. Secara tidak sengaja Sagara memasuki ruang rapat yang ternyata berisi para mafia itu. Sagara pun disuruh menghadap dinding dan di interograsi, sampai seorang hendak menembak Sagara dengan pistol rakitan, namun Sagara berhasil menghindar dan mematahkan tangannya. Sagara mendapat pistol itu lalu berusaha menembaki seluruh orang di ruangan itu. 2 orangpun tewas.

Tiba-tiba Duke datang dari plafond dan melumpuhkan mereka tanpa membunuhnya dengan tangan kosong. Duke lalu mengatakan perempuan yang terikat di sebelah sana adalah Anjani. Duke juga berkata kepada Sagara bahwa bahwa apakah dia bisa mendarat langsung dari lantai 50. Sagara tampak bingung namun tidak masalah baginya. Anjani yang kaget tentunya tidak mau menuruti Sagara dan Duke yang bahkan tidak saling mengertian. Dirinya lebih memilih naik tangga. Duke-pun akhirnya jujur bahwa anak buahnya akan meledakkan gedung ini dari SAM dari jarak jauh. Sagara pun menarik paksa Anjai dan menerobos jendela untuk meloncat ke bawah. Duke dengan kesal kecewa pada Sagara bahwa seharusnya dia membawa setidaknya satu tawanan hidup untuk bawa. Gedung itu pun dihujani roket dari jarak jauh oleh anak buah Duke. Sagara berusaha juga menghindari serpihan-serpihan gedung. Sebelum mencapati tanah Sagara menggunakan Blue Sky Wind Dragon untuk memperlambat kecepatannnya agar tidak jatuh ke tanah dengan keras. Di ketinggian seperti itu tentunya orang akan tewas. Setelah mendarat aman ke bawah, Sagara penasaran bagaimana Duke bisa kabur juga. Tapi dia percaya dia bisa kabur karena diriinya adalah agent. Lalu segerombolan pasukan Republic datang untuk menjemput mereka. Salah satu dari mereka sepertinya kekasih Anjani dan dia langsung memeluknya. Memanfaatkan momen kacau itu, Sagara bisa menghindar dari Anjani dan menghilang di kerumunan orang-orang.

Part 7: Panji
Sagara mendapat misi bersama-sama para pengguna kekuatan fiksi yang lain. Sekitar 11 orang berangkat menjalankan misi itu termasuk Bradley dan Ra. Misi itu dipimpin oleh Duke. Misinya adalah menangkap seorang radikal yang bernama Panji di pinggiran Atlas. Panji dikenal merupakana seorang yang sangat berpengaruh di sebuah wilayah di pinggiran Atlas. Karena pengaruhnya yang kuat, orang-orang di sekitarnya banyak yang mendukungnya. Panji dicari pemerintah karena statusnya di media sosial mengajak makar di Atlas serta tindakannya yang menyalahi hukum seperti melanggar lalu lintas. Namun Panji tidak pernah memenuhi panggilan pemerintah. Panji bukan hanya satu-satunya yang mengajak makar. Ada banyak orang yang terbukti membuat ajakan tersebut, namun Panji adalah yang paling gampang terlacak dan cocok untuk misi rank D. Di kota itu tim bentukan Goverment Guild langung mencari informasi keberadaan Panji namun tidak ada orang yang tahu. Seorang kakek yang ditemui Bradley ternyata bicara jujur. Dia mengatakan bahwa Panji tinggal di sebuah rumah yang sangat besar dan mewah. Dia juga mempunyai pasukan yang memiliki senjata api. Bradley melaporkan ini kepada Duke. Duke bukannya langsung menemui Panji di rumahnya tapi membuat keonaran di kota. Duke menantang semua orang yang ada di kota untuk bicara jujur dan menyuruh Panji datang ke pusat kota.

Panjipun datang dan menanyakan apa maksud seorang Agent seperti Duke datang kepadanya. Panji ternyata juga mengetahui bahwa Duke adalah seorang Agent. Duke lalu mengatakan bahwa Panji merupakan salah satu provokator dan pemimpin kerusuhan yang terjadi di pinggiran kota Atlas. Panji juga didakwa karena menggunakan sebagian uang dari usahanya untuk membiayai militan Indonesia Kingdom ingin membuat makar. Panji sempat tertawa dan mengatakan bahwa dia tidak mau ditangkap begitu saja karena baginya tindakannya ini justru untuk berusaha membuat bentuk pemerintahan yang lebih baik. Dia menilai pemerintahan Indonesia saat ini sudah rusak. Orang-orang yang dipilihnya yang merasa terbaik justru tidak diterima di sektor pemerintahan karena ada kendala-kendala yang seolah-olah dibuatnya. Duke juga mengcounter argument Panji dengan mengatakan jika ada masalah seserius apapun apalagi mengenai politik dan pemerintahan seharusnya bisa didiskusikan bersama. Panji lalu berkata bahwa dia sudah melakukan hal itu dalam demo-demo di jalan sebelumnya namun tidak ada tanggapan yang serius. Lalu Duke berkata bahwa silahkan saja menulis blog atau semacamnya di penjara karena walau bagaimanapun dirinya sudah melanggar hukum yang berlaku.

Lalu Panjipun bilang bagaimana jika tidak mau, Duke pun menjawab tentunya dengan cara kekerasan. Lalu tiba-tiba Panji menyerang Duke dengan sekuat tenaga dan membautnya terlempat sejauh 50 meter. Panji lalu menyerang Tim Duke yang lain satu persatu sampai mereka tidak berdaya. Ra yang juga seorang Agent juga kalah telaj dari Panji sampai dirinya pingsan. Bradley yang melihat hal ini langsung terbakar emosi dan bertarung dengan Panji satu lawan satu, mengabaikan formasi tim. Sagara yang terkapar memperhatikan pertarungan mereka. Bradley memang terlihat mengimbangi Panji namun akhirnya kalah juga karena hanya menyerang seadanya kepada Panji tanpa tahu kelemahan kekuatan fiksinya yaitu Super Human. Pertarungan itu pun akhirnya menyisakan Sagara dan Panji saja. Sagara awalnya tidak langsung bertarung dengannya tapi berusaha mengajak berbicara (teknik Distraction Brain). Sagara memang tidak pandai berbicara mengenai politik namun tetap berusaha mengulur waktu sembari dirinya pelan-pelan berjalan mundur ke tempat Ra. Sagara sebenarnya ingin mengambil Duke Army milik Ra yang akan digunakan untuk pertarungannya. Setelah berhasik mengambiknya Sagara mengatakan kepada Panji bersiaplah untuk kalah. Panji agak heran ternyata Blank Card juga bisa digunakan oleh pemilik yang tidak asli.

Sagara lalu bertarung dengan Panji. Sagara mengandalkan seluruh Duke Army yang bisa tersummon satu persatu untuk menahan serangan Panji yang sangat destruktif. Namun diam-diam Sagara mensummon Emergency Duck dan diam-diam membuat rekaman tentang kelemahan Panji. Sagara telah mengetahui kelemahan Panji namun tidak mempunyai stamina yang memadai untuk melawannya karena Sagara sedang sakit. Sagara diam-diam mengirim Emergency Duck kepada Duke yang pura-pura pingsan saja. Sagara sudah mengetahu karakter Agent yang seperti Duke karena Sagara sudah melalukan cukup banyak misi dengan para Agent. Mengetahui kelemahan Panji dari Emergency Duke, Duke langsung bangun dan menyerang Panji. Panji terkejut mengetahui Duke belum mati. Panji tampah semakin shok dan terpojok karena Duke mampu mengatasi Panji. Panji berhasil dikalahkan Duke. Duke juga berkata kepada Sagara bahwa dirinya minta maaf karena berpura-pura mati. Duke hanya ingin menguji seberapa jauh kemampuan individu orang-orang baru. Duke sebenarnya juga tidak perlu mengetahui kelemahan Panji karena dia punya kekuatan fiksi untuk mengalahkannya dengan mudah. Duke juga berkata bahwa jangan lupa ini hanya misi Rank D dan melihat Sagara juga payah karena tidak bisa bekerja dalam tim. Duke benar-benar tidak tahu bahwa Sagara sebenarnya orang lama yang "dideportasi" ke Rank E-D dan sulit bekerja dalam tim karena jarang memiliki rekan kerja. Sagara dalam batinnya kalau tidak sakit bisa mengalahkan orang seperti dia yang mengingatkannya kepada Johan yang mempunya kekuatan fiksi yang hampir sama.

Part 8: Conflict
Di Rainbow Moutains Regions di timur laut Atlas terdapat sebuah kota yang secara sepihak digunakan oleh International Inc. Sekelompok infantri pun dikerahkan untuk merebut kota itu. Mereka menggunakan senjata api seperi Pindad maupu mortar. Mereka membombardir kota dari jarak jauh. Namun tiba-tiba seorang sersan berkata bahwa mereka telah terkepung. International Inc ternyata masuk ke dalam garis belakang infantri tersebut melalui terowongan rahasia. Mereka panik dan mulai berdebat mengenai tindakan selanjutnya. sersan pun menyerankan bahwa laser yang digunakan sebagai penunjuk rudal pesawat diarahkan ke mereka saja untuk mengalahkan gerombolan International Inc yang berjarak sangat dekat dengan kamp mereka. Laser tersebut seharusnya digunakan untuk menargetkan benteng musuh. Dengan estimisasi waktu 10 menit pesawat akan tiba namun ternyata tidak tiba pada waktu sampai waktu ke 14 menit. Tiba-tiba saat pasukan International Inc sudah sampai ke barak mereka muncul seseorang dari langit yang menghajar mereka semua. Orang itu berpakaian sama dengan para tentara namun mengenakan masker oksigen standar untuk para penerjun.

Sementara itu di Imperial Market Region, Karl terjebak dalam situasi yang benar-benak tidak dinginkannya. Karl mendadak menjadi pemain pengganti sebuah pertandingan olahraga yang belum pernah dia lihat sebelumnya. Dalam pertandingan ini, setiap tim terdiri dari 7 orang dan tujuan permainnya adalah melempar bola ke tim lawan, siapapun yang kena bola itu harus keluar dari tim. Tim yang berhasil membuat lawannya kehabisan pemain akan menjadi pemenang. Uniknya pertandingan ini memperbolehkan penggunaan kekuatan fiksi. Tim Karl akhirnya terpojok dan hanya tersisa 2 orang saja. Karl yang sedang menyamar menjadi orang biasa terpaksa menggunakan kekuatan fiksi Six Lessernya untuk mengarahkan bola agar tepat mengenai tim lawan. Tim Karl berhasil menang dalam pertandingan itu. Dan sesuai janji pelatih Tim Kuda Hitam memberitahu informasi rahasia yang dinginkan Karl.

Part 9: Democracy
Sementara di Indonesia Barat terjadi kehebohan luar biasa. Jatuhnya IU dan sekitarnya membuat beberapa kelompok masyarakat terutama Indonesia Kingdom mulai tidak percaya kepada pemerintah atau Republic. Ditambah lagi sikap gubernur Capital City yang dinilai terlalu kerasa menyebabkan Indonesia Kingdom memutuskan melakukan demo besar pada 4 November. Meski gubernur telah meminta maaf karena membuat semakin sempitnya wilayah Capital City, Indonesia Kingdom tetap akan melakukannya. Akhirnya sekitar 5 juta orang berdemo di Jakarta. Demo itu berisi kritikan-kritikan dan masukan untuk pemerintah secara langsung. Kevin menyaksikan demo itu dari layar televisi bersama adiknya. Meski demo itu awalnya damai, ternyata orang-orang dari International Inc masuk secara diam-diam ke dalam rombongan. Hal ini menyebabkan kericuhan kecil. Kevin yang melihat itu hendak berangkat namun tidak dizinkan adiknya. Kotori bilang biarkan Republic yang berwenang saja yang mengatasinya. Dalam demo itu banyak peserta yang shock melihat keadaan Jakarta yang sangat rapi meskipun merupakan benteng pertananan terakhir di Jawa Barat. Jakarta memang tidak bisa terlihat dari luar dan kejauhan karena dinding besar yang mengelilinginya.

Beberapa hari berikutnya diceritakan bahwa sang gubernur akhirnya didakwa bersalah atas kekalahan Republic dengan International Inch di beberapa wilayah pinggiran terutama IU. Kevin dan Kotori hanya terdiam melihat hal ini dari balik televisi. Alice juga terlihat sedikit kecewa sambil memandang Semanggi Intersection yang digagas sang gubernur. Beberapa orang di kota juga bereaksi terhadap status sang gubernur yang menjadi tersangka dan dapat menyebabkan dirinya tidak bisa ikut pencalonan kembali jika statusnya menjadi terpidana. Kebanyakan pendukung hanya tertunduk diam, sementara oposisi terlihat senang. Meski gubernur sudah menjadi tersangka dan ada perombakan di kubu Parlement, Indonesia Kingdom masih belum puasa dan ingin melaksanakan demo lagi meski tanggalnya belum diketahui,

Sementara itu di Selat Gibaltar yang merupakan juga Death Counry, pihak Amerika Serikat berusaha bernegosiasi dengan UAN. Pihak Amerika meminta UAN mengizinkan penyebrangan pasukan Amerika guna menghadapi International Inch di daerah barat timur dunia. Pihak Amerika berdalih bahwa ini demi keselamatan seluruh umat manusia. Dan Amerika merupakan pasukan terbesar di dunia. Namun UAN tidak terpengaruh alasan Amerika, karena dirinya tidak peduli dengan umat manusia, UAN berkata bahwa dengan alasan apapun penyebrangan di Death Country tidak diperbolehkan dan siapa saja yang menyebrang akan berhadapan dengan jebakan dan game-game dari UAN yang mematikan. Pihak Amerika pun mundur lagi. Di hari berikutnya, pihak America lagi-lagi mulai bernegosiasi dengan UAN. Kali ini berasalan hanya mengirim satu komandan saja yang bertugas untuk mengatur strategi untuk menyerang Ibukota International Inc. UAN lagi-lagi menolaknya. Di hari ketiga, Amerika datang lagi dengan pasukan bersenjata dan kendaraan lapis baja. Amerika kali ini berasalan bahwa biarkan mereka untuk mengirim pesan melalui burung kepada daerah timur. UAN lagi-lagi menolaknya dan menghancurkan pesan yang ada pada burung itu.

Disaat yang sama senator bersama kaum muda berdiskusi bagaimana mengalahkan UAN. Seorang berasumsi bahwa UAN adalah pengguna kekuatan fiksi dan satu kelemahan pengguna kekuatan fiksi yang tidak bisa dihindari adalah kehilangan kekuatan fiksinya saat tua. Senator itu akhirnya ingat bahwa CIA masih memiliki prototipe senjata yang membuat benda termasuk benda hidup menjadi tua. Senator lalu mengirimkan benda itu ke Death Country melalui truk kontainer. Saat tiba di tempat perundingan dengan UAN, sang komandan berasalan truk itu hanya membawa makanan saat ditanya UAN. Tiba-tiba pintu belakang truk itu terbuka dan menembakkan partikel cahaya dari senjata CIA tadi. UAN pun tidak bisa bergerak dan terus berteriak dan lama-lama menua. Melihat hal ini orang-orang Amerika bersorak dan merasa telah mengalahkan UAN, mereka pun akhirnya kembali di hari keempat dan membawa senjata yang lebih banyak dari CIA. Pasuka yang banyak itu berusaha menyebrangi Death Country dengan mengalahkan UAN secara langsung dengan senjata CIA tadi. Satu persatu pun UAN dikalahkan. Ketika hampir mencapai Golden Bridge, mereka diserang tiba-tiba oleh sekelompok orang berjubah hitam. Komandan berteriak siapa mereka. Mereka ternyata adalah UAN. UAN lalu berkata bahwa sebenarnya mereka telah dibodohi dengan UAN-UAN yang berpura-pura mati. Mereka pun dihabisi satu persatu dalam game-game tingkat atas. Sang komandan sebelum tewas sempat mengirimkan drone ke angkasa yang berisi buku-buku panduan untuk menyerang ibukota International Inc secara efektif dengan presentasi kemenangan sangat tinggi.

Part 10: Hidden Paradise
Sementara itu Sagara melaksanakan misi lagi dalam ranking D di mana dirinya harus mengalahkan beberapa monster yang berkeliaran di daerah Dream Street di Atlas yang jarang dilalui orang. Tempat itu ternyata merupakan kawasan rumah-rumah besar. Sagara mulai mencari informasi mengenai keberadaan sang monster. Lalu seorang pria memberitahu bahwa monsternya tinggal di sebuah rumah yang sangat besar. Dirinya bilang bahwa monster ini terbentuk akibat tanah di bawah rumah itu adalah tanah terlarang. Sagara pun mengecek kondisi di sana namun tidak ada yang ganjil. Sampai akhirnya Sagara menemukan terowongan bawah tanah, Sagara berasumsi terowongan itu baru saja dibuat entah untuk tujuan apa. Saat sedang melihat dari atas, tiba-tiba seseorang menjatuhkan Sagara ke bawah terowongan itu lalu muncul suara yang memikkan telinga. Ternyata suara itu adalah monster yang dimaksud. Bentuknya sangat menyeramkan berupa ular yang memiliki kepala semacam alien dan ukurannya sangat besar selebar 4 m. Sagara tidak bisa memanjat dinding yang licin itu dan lebih parah lahi tidak bisa menggunakan kekuatan fiksi karena tidak ada Aura di terowongan itu. Sagara pun berlari dari monster itu dan berusaha mencari jalan keluar alternatif. Sagara terus menghindari monster itu sambil berusaha menggunakan kekuatan fiksi. Sampai akhirnya Sagara terpojok dirinya memutuskan bertarung biasa. Sagara berlari ke arah monster itu lalu melontarkan seluruh tombaknya ke dalam mulutnya sampai monster itu terluka parah. Sagara lalu menghabisi monster itu dengan Broken Swordnya. Sagara baru bisa keluar setelah menemukan jalan keluar rahasia. Tidak disangka jalan itu menuju ke The Stadium atau jalur utama untuk menuju Atlas Nasional University. Sagara sempat berpikir bahwa jangan-jangan ini adalah terowongan yang dibuat 10 Commander untuk menyerang Atlas National University di tahun 2015 RD. Namun karena misi telah berhasil, Sagara tidak banyak pikir dan langsung kembali ke Goverment Guild.

Sementara itu di Capital City terjadi demo besar-besaran gelombang kedua di daerah Monas Statue. Tidak seperti demo sebelumnya, demo itu berlangsung damai. Kevin dan Kotori melihat demo itu secara langsung dari gedung-gedung sekitar sambil mengawasi gerak-gerak orang-orang yang mencurigakan. Dalam demo itu sang presiden juga hadir dan menyampaikan pesan bahwa White Wings akan mulai operasi penyerangan untuk merebut West Andalas dari International Inch.

Part 11: Attack on Rainbow Gate City
Suksesnya pasukan Iraq dalam merebut Avalon dari International Inc membuat demo besar-besaran di daerah timur Indonesia. Orang-orang mendesak agar pemerintah segera menyusul negara-negara di dunia yang berhasil merebut wilayah-wilayah mereka dari International Inc. Pemerintah timur merespon bahwa hampir mustahil merebut Indonesia sepenuhnya, karena kondisi ekonomi yang buruk dan kawatir Serang Uprising terulangi lagi, di mana pasukan yang dikirim pemerintah malah membelot. Namun karena demo terus berlanjut dan merespon bahwa Republic National Army (RNA) dinilai lemah, pemerintah akhirnya mengirim 1 batalyon atau 10 infantry ke medan pertempuran. Pemerintah memilih Rainbow Gate City (RGC) yang sebelumnya bernama Kudus. Setelah kota direbut oleh Indonesia Kingdom, nama kota diakusis oleh mereka, namun setelah direbut oleh International Inc, mereka juga masih menggunakan nama baru. Dipilihnya RGC karena jaraknya paling dekat dengan Atlas dan menjadi pintu masuk utama ke Neutral Area.

Operasi memiliki 10 phase. Pertama dimulainya pengebomban rutin atau Daily Shelling dari arah rural. RNA memang dari jaman kemerdekaaan tidak jago bertarung di daerah urban sehingga menggunakan taktik yang hampir sama digunakan oleh Iraq. Kerugian yang besar dari taktik ini adalah bisa menimbulkan banyak korban sipil. Namun bari phase 1, tiba-tiba Infantry Muscovy Duck yang bertugas, diserang dari belakang oleh International Inc dan hampir membuat operasi gagal total. Untungnya seorang Agent bernama Sora datang menolong mereka. Awalnya mereka tidak senang dengan adanya pengguna kekuatan fiksi, namun akhirnya mereka sepakat menerima jasanya. Setelah merasa telah menghancurkan senjata berat musuh, Infantry Muscovy Duck mengirim sinyal kepada Infantry garis depan, yaitu Infantry Eagle untuk maju. Infantry Muscovy Duck juga ikut maju untuk mengisi kekosongan garis kanan.

Operasi memasuki phase 2 di mana pengalihan garis kanan oleh Decoy Dragon Force. Tahap ini disebut Secure Right Flank. Tujuan operasi ini adalah memotong rute suplay International Inc dari belakang. Namun taktiknya tidak menggunakan sabotase, namun terlihat seperti penyerangan ala garis depan agar pasukan International Inc juga mengirim banyak pasukan ke wilayah ini. Dengan hal ini maka Gear Force dapat melaju.

Operasi memasuki phase 3 di mana Gear Force akan merangkak inci demi inci dari arah hutan di barat daya yang disebut Back to Square One. Gear Force dipimpin oleh Misa Paramitha, satu-satunya kolonel perempuan dari daerah Timur. Teralihnya perhatian ke di timur dan sayap kanan menyebabkan Gear Force dengan mudah memasuki kota dari hutan. Gear Force dilengkap dengan tank penghancur beton untuk meruntuhkan pos-pos International Inc. Sementara itu Jendral Ru merasa heran bahwa operasi ini terlihat mudah. Tapi akhirnya dia tetap melanjutkan sampai tahap 4. Operasi tahap 4 adalah di mana ketiga Infantry yang sebenarnya berada di belakang Decoy Dragon Force yaitu Infantry Hanif, Infantry Ultimate, dan Infantry Reinchan akan memotong jalur belakang kota untuk bertemu dengan Gear Force. Bertemunya ketiga infantry dengan Gear Force dapat menciptakan pocket di kota sehingga International Inc terkepung.
Rita Sarasvati, yang merupakan anggota Major Arcana secara diam-diam masuk ke tubuh RNA melalui Infantry Reinchan. Rita membantu Sersan Hasan untuk merebut gedung pemerintah. Agar tidak ketahuan, Rita tidak menggunakan kekuatan fiksi sama sekali. Rita menyusup ke gedung pemerintah melalui jendela dan menghabisi orang-orang di dalamnya. Meskipun dilatih oleh Major Arcana, Rita sepertinya tidak menguasai taktik bertempur, taktik bertempurnya seperti seorang pemain video game saja. Hal ini membuat Rita tertembak dan mengeluarkan banyak darah. Setelah gedung pemerintahan terebut, orang-orang yang terlukan beristirahat di blok pengungsian. Rita terlihat mencari kantong-kantong darah dan makanan. Hasan melihat Rita mengambil 5 kantong darah tipe A dan mengambil roti gandum lalu menjauhkan diri. Rita memasukan darah itu langsung dengan merobek tangan kirinya dan memasukannya melewati aorta. Rita memang tidak merasakan sakit karena tidak dipasang saraf yang merespon rasa sakit pada tubuhnya. Seursan Hasan yang melihat Rita sendiri berusaha mengakrabkan diri karena Infantry Reichan sendiri sebenarnya adalah militan dari berbagai daerah di Rural RGC, sehingga mereka tidak saling kenal secara dekat. Tentu saja Rita berbohong akan semua yang dikatakannya. Sementara mereka mengobrol, sebuah mobil ambulance terlihat melaju dengan sangat kencang yang menuju kepada para tentara lalu meledak. Hasan terkejut dan tidak menduga International Inc menggunakan VBEID di Indoneisa. Lalu ketika para infantry sedang bersiapsiap stroming lagi ke kota yang lebih dalam, ada sebuah angin yang terlihat berwarna kemerahan menghampiri. Ternyata angin itu adalah kekuatan fiksi PK, salah seorang pengguna kekuatan fiksi International Inch. PK mengabisi seluruh tentara dengan Lava Wind. Membuat semua orang lumpuh, bahkan kendaraan baja pun terbelah karena Lava Wind sangatlah panas. Rita hanya bisa menyelamatkan seorang saja yaitu Sersan Hasan dengan menahan panas dengan tubuhnya. Tubuh robot Rita hanya bisa menahan panas sebesar itu dalam satu kali saja. Meski begitu, wajah Rita juga terbakar habis membuat tubuh robotnya terlihat. Hasan tidak menyangkan Rita adalah seorang pengguna kekuatan fiksi dengan tubuh perempuan, karena sebelumnya pada pertempuran semua tentara RNA memakai topeng ski sebagai pelindung terhadap debu.

Part 12: Fiction Power User
Merasa sangat berbahaya, Rita berusaha menghadapi PK, sementara Hasan mencegah Rita, Hasan berpikiri kemampuan PK benar-benar dewa. Tapi Rita tidak menurutinya, seseorang harus menghadapi PK agar pasukan yang selamat dari kabur.

Part 13: Kudus Stadium
Part 14: Last Phase

Part 15: Flashback: Virtual RPG
3 tahun lalu di Otaku Square, Sagara iseng mengikuti sebuah virtual game yang diadakan oleh seorang game master sekaligus developer bernama Muziq. Dari trailernya game ini terlihat menarik sehingga banyak pemain yang masuk. Game ini bernama Aveh Online. Di virtual game ini, pemain juga terjaga privasinya karena karakter yang diperankan dapat dibuat sesuai selera sampai gender sekalipun. Hal terakhirlah yang cukup kontroversial. Karena telat untuk start bersama para tukang nongkrong Otaku Square, Sagara bertarung sendiri sampai mencapai lvl 30. Game ini cukup sederhana, para pemain memilih kelas pada awalnya lalu langsung ke dalam cerita. Ceritanya bahwa pemain adalah salah satu prajurit Earth Corporation yang bertugas untuk mencari planet baru untuk ditinggali manusia karena bumi sudah tidak layak. Pemain akan berada dalam pesawat ruang angkasa sebagai Hall Utama dan harus menggunakan transportasi kecil untuk mendarat ke planet lain yang menjadi tempat cerita dan quest. Di planet itu, juga terdapat kota sehingga pemain tidak terlalu bergantung pada Hall di pesawat, namun di kota itu fasilitas tidak lengkap. Meski, open world, pemain tidak dapat menjelajah ruang angkasa.

Singkat cerita, Sagara akhirnya bertemu dengan tukang nongkrong di Otaku Square di Hall Utama. Mereka adalah Kevin, Odin, Antarvis, Ribara, Rei, dan Lukas. Kevin dan Odin memakai char perempuan. Mereka akhirnya membuat guild bernama Ark 14 yang terdiri dari 6 orang tukang nongkrong, 8 orang yang direkrut ataupun dengan sukalera bergabung diri. Ark 14 sering melakukan misi yang sama. Kevin yang punya banyak waktu luang tetap selalu 10 level di atas mereka. Lukas sering berinteraksi dengan pemain lain sehingga ketinggalan level. Di game disebut Community atau komunitas antar pemain di mana di mana mereka akan bercerita mengenai game ataupun topik lain di Channel Utama saat sedang sepi. Game online itu sangat sederhana, fiturnya benar-benar klasik seperti Hunting di ruang terbuka ataupun tertutup, PvP (adu kekuatan antar pemain/kelompok), perang antar guild, Boss Battle (perang melawan GM yang memiliki equip sangat tinggi namun tetap tidak kebal), dan Raid atau misi dadakan. Dalam 6 bulan, Ark 14 berhasil menyelesaikan cerita utama meski tidak mencapai level max yaitu 100, rata-rata mereka berakhir di level 60-70. Namun mereka memutuskan tetap bertahan di game karena kabarnya ada update besar untuk cerita episode terakhir. Umumnya para penikmat game online seperti Ark 14 yang tidak terlalu serius akan pensiun setelah cerita berakhir atau game terlalu banyak masalah seperi banyaknya bug dan cheater.

Hal yang jarang ada di game online mengenai tipe quest di game ini. Quest tidak bersifat "lurus", pemain harus mencari quest sendiri. Bahkan ada wilayah yang disebut Curse Desert di mana tidak ada NPC ataupun Quest sejauh 50 km di mana di dalam game pemain harus menggunakan radar khusus yang harganya sangat mahal di Black Market karena pembuatannya susah. Radar berguna untuk mencari NPC tersebut yang merupakan seorang komandan yang jatuh dari langit karena pesawatnya meledak. Lokasi NPC tersebut tidak bisa dihafalkan karena terus bergerak, kemunculannya pun random. Namun fitur seperti ini justru yang disukai para pemain termasuk anggota Ark 14 karena sangat menantang. Namun Ribara yang berpengalaman dalam game multiplayer meskipun bukan tipe MMO, mempunya ide. Ribara mengatakan bahwa gerakan NPC dalam game online hampir tidak pernah random namun memiliki pola. Karena jika gerakan random akan menyebabkan rentannya akan bug dan ukuran game yang semakin besar. Ribara mengalisa gerakan NPC dengan mempelajari kapan dan di mana NPC itu muncul dari pemain lain. Ribara umumnya berinteraski dengan pemain dari Korea Selatan. Ribara akhirnya tahu bahwa gerakan NPC seperti deret aritmatika sehingga bisa ditentukan. Setelah berhasil menyelesaikan Quest lvl 35 ini, Ark 14 menjual informasinya kepada orang-orang tertentu untuk ditukar dengan Pet High Class. Pet adalah sebuah monster yang menemani para pemain.

Part 16: Next Row
Setelah misi perebutan Rainbow Gate City berakhir dengan terebutnya 15% dari seluruh kota oleh Republic dari International Inc, Sagara akhirnya bisa pulang dengan menumpang sebagai seorang penduduk sipil biasa. Di tengah jalan, Sagara memutuskan berjalan-jalan sejenak, sampai akhirnya dia menyadari seseorang mengikutinya dari jauh. Sagara memtusukan menyebrang menerobos lalu lintas sehingga pandangan orang yang mengukitnya terhalang oleh kendaraan. Ketika saat itu, Sagara langsung berlari kencang. Meski lari sudah cukup jauh, Sagara berhenti karena orang yang mengikutinya tetap bisa menyusul dan sekarang telah menampakkan dirinya di belakang Sagara.

Sagara bertanya kenapa seorang anak kecil sekitar kelas 2 SMP yang memiliki rambut biru mengikutinya. Sagara bilang bahwa dirinya sudah cukup terlihat bodoh, jangan mengikuti orang bodoh. Sagara juga tidak ingin terlibat masalah jika anak itu sedang meminta bantuan karena Sagara tidak ingin dianggap pedofil mengingat bahwa banyak kasus pedofilia akhir-akhir ini di berita. Bahkan membantu seorang anak kecil bisa dianggap tindakan kriminal tersebut dari perspektif tertentu. Anak itu lalu tidak bicara sama sekali dan menunjuk ke arah sebuah mini market. Sagara akhirnya memutuskan mengikutinya. Di mini market, Sagara berasalan membeli minuman dingin. Sagara benar-benar tidak tahu akan maksud orang itu. Dia terus berada di mini market seolah bingung membeli minuman karena banyaknya pilihan. Sementara gadis itu terus mengikutinya. Sagara agak enak, lalu bertindak menawari gadis itu seolah-olah anaknya agar orang tidak curiga.

Tiba-tiba terjadi perampokan di mini market itu. 2 Orang menodongkan pistol ke arah kasir dan meminta mereka memberikan seluruh uang pecahan 100 dan 50 rb di kasir berserta sebuah kartu kredit milik pelanggan yang masih menancap di mesin kredit. Lalu satu orang meminta seluruh pembeli lain untuk menunduk dan berhenti betindak sok pahlawan, jika tidak dirinya akan menembaki mereka. Dia membuktikan gertakannya dengan menembak seluruh CCTV yang ada di sana. Membuktikan pistolnya juga asli bukan softgun. Sagara tetap diam, membiarkan 2 orang itu dengan enaknya membawa uang yang dinilai bisa sampai 20 juta di kasir. Sagara memperhatikan senjata mereka. Itu adalah pistol m911 yang sangat murah dipasaran. Mereka juga mengambil hardisk rekaman CCTV. Lalu mereka pergi dengan mobil van.

Hari berikutnya, Sagara bermimpin mengenai masa depan di mana Indonesia sudah hancur dan orang-orang bahkan tinggal di sebuah kapal yang sangat besar. Namun tetap saja perang masih terjadi. Suatu hari sebuah pesawat dan kapal bor yang ditakuti oleh Republic hendak menuju ke arah kapal mereka. Hanya satu kaptain saja yang berani menghadapi mereka. Presiden berpikir bahwa ada mata-mata di kapal karena musuh dapat mendeteksi keberadaan Republic di tempat antah berantah sekalipun. Akhirnya seluruh orang yang ada digeledah. Sagara tidak mau digeledah meski bukan mata-mata, dia memegang sebuah bolpoin yang dia pikir sangat berharga dan tidak boleh ada yang menyentuhnya. Sementara itu ternyata pesawat terror yang di belakangnya terdapat terompet yang membuka ke atas dan ke bawah itu sudah ada di atas mereka. Orang-orangpun berlari ketakutan dan panik bahwa mereka kemungkinan akan dibinasakan dengan senjata partikel cahaya. Dan itu benar sekali. Pesawat terror itu mengeluarkan partikel cahaya yang dapat membelah bagian kiri kapal. Sagara sempat menghindari partikel cahaya itu dan menembakkan Blue Sky Sena Canon ke pesawat itu dan menyebabkan ledakkan yang luar biasa sehingga pesawat itu meledak. Namun reruntuhan pesawat itu menimpa Sagara. Sagara lalu terbangun setelah itu.

Part 17: Flashback: Who am I?
Sagara ikut semacam virtual RPG, tapi ceritanya hanya cerita orang2 random dan bahkan Sagara gak bisa buat karakter. Di bagian pertama, cerita ttg jadi marinir dadakan, terus ada jendral yang menginpeksi apakah kompiku siap apa tidak dan gara2 Sagara yang grogi jadi nilainya buruk. Terus Sagara dan lainnya bersantai di pantai dengan penuh lapangan voli dan badminton yang tenggelam, tiba-tiba ada ombak menyapu dan Sagara mencoba naik ke permukaan, namun ketika dipermukaan, karakternya ganti lagi.

Kali ini orang2 yang melarikan diri dari tentara NATO melewati kanal-kanal Crimera. Ceritanya NATO dan Russia bersitegang di Crimea, dan Sagara jadi tentara Russia. Saat sidang perdaimaian di Crimea, NATO dan Russia malah saling menyerang. Di saat kekacauan karena saling shelling, Sagara melihat temannya sekelasnya Sheila di kerumunan, lalu dia berteriak untuk menghentikan pertikaian. Malah mengkawatirkan dan mengejar Sheila, Sagara tertembak grad rocket dan tewas. Lalu bangun di cerita lain.

Kali ini, pemerintah Indonesia berlomba-lomba membuat bunker militer karena terjebak dalam perang dunia. Sagara yang drafter mendapat dukungan ayahnya untuk ikut mendesain bunker. Ayahnya bertanya bunker macam apa yang paling bagus, Sagara menjawab bunker di atas gunung, dengan beton setebal dam, dengan pintu yang membuka di atas. Namun, saat dia semangat menjelaskan dan memandang ayahnya, Sagara terkejut wajah ayahnya babak belur seperti bekas tembakan. Sagara kaget dan segera meminta ayahnya pergi ke rumah sakit. Ayahnya malah heran, karena dia bilang dari dulu juga wajah Ayah ayah begini. Sagara lalu berteriak tidak... dan seketika masuk ke cerita terakhir.

Sagara mempunyai seorang kekasih sebut saja Keiko dan mereka sedang terbang menuju Atlas dari Georgia. Saat turun dari pesawat Sagara lari langsung ke terminal dan keluar, meninggalkan kekasihnya yang dia tidak tahu tentunya. Sagara lalu melihat kondisi normal-normal saja tidak ada perang atau kekaucauan. Lalu Keiko mengampiri Sagara dan memarahinya karena meninggalkannnya. Sagara bilang dirinya harus keluar dari "sini". Keiko tidak mengerti dan dan memanggil taksi. Sagara yang pikir Keiko juga semacam NPC lagi, menurutinya. Keiko ngambek sepanjang perjalanan dan tak menjawab pertanyaan Sagara tentang dunia "ini". Sagara masa bodoh dengannya dan sepertinya tahu apa yang dia harus lakukan. Dia ingat dari Jendral itu yang seperti Presiden Jokowi, Sheila dari temannya Sheila saat SMA, ayahnya yang juga sangat mirip, Keiko juga mirip seorang perempuan misterius saat SMA, tapi dia lupa namanya. Sagara menyuruh sopir ke rumah temennya, bernama Dwi. Sesampai di sana, Sagara keluar meniggalkan Keiko dan langsung masuk ke rumah Dwi. Dwi ternyata sedang berpesta bersama teman-teman progammernya. Sagara melihat Dwi yang tertawa di antara orang-orang. Sagara menghampiri Dwi lalu berpelukan (karena Sagara senang melihat teman dekatnya), meski dalam hati dirinya juga NPC. Sagara lalu menceritakan ttg pengalamannya. Dwi sepertinya tahu ttg ini, dan menyuruh Sagara menonton film Source Code di youtube lewat tablet Dwi. Sagara bilang dia bukan seperti dalam Source Code (Sagara tidak menonton karena sudah menonton). Dirinya bilang setiap tewas, dirinya akan menjadi orang-orang random yang bahkan dia tidak tahu termasuk yang terkahir ini, kebetulan saja dirinya ada di Atlas dekat rumah Dwi. Dwi lalu menjelaskan bahwa dia pernah membuat Skripsi ttg sebuah game. Di dalam game itu dia membuat karakter yang mencritakan dirinya. Dwi sangat senang mengkoding sampai-sampai terobsesi sehingga tidak grogi dalam beriteraksi dengan orang lain di dunia nyata. Dalam game seorang Hero tentunya tidak ada masalah grogi kepada NPC kecuali satu yang diingat Sagara dalah game seperti Dark Soul atau Bloodborne. Sagara lalu memandangi orang-orang di sekitarnya, dan entah kenapa melihat ada satu orang memakai baju bertuliskan fishi dan dia terlihat ada blur di tubuhnya. Sagara pikir dia masih dalam game dan blur itu adalah sebuah glitch. Sagara pikir dirinya gagal dalam tiap capter sebelumnya karena selalu mati. Sagara lalu tahu apa yang harus dilakukan. Dirinya melihat sekeliling dan benar-benar seperti dugaan. Dalam cerita ini, dirinya harus menjatuhkan kelompom rapist yang menyamar menjadi orang-orang biasa di rumah ini. Sagara mengacungkan jari tengah kepada salah satu dari mereka sampai mereka mengejar Sagara. Sagara keluar dari rumah Dwi dan berlari. Di luar ternyata Keiko sudah bersama polisi yang menodongkan senjata ke Sagara dan para pengejar. Sagara di bawa ke kantor polisi. 
Di kantor polisi, dia disidang atas ikut dalam pesta sabu. Sagara menjawab dia tidak tahu akan pesta itu. Orang-orang di kantor itu juga malah tertawa dan Sagara lagi-lagi melihat tulisan fishi. Sagara dengan agak marah memukul orang-orang itu. Entah bagaimana Sagara mahir dalam berkelahi tangan kosong. Di saat yang sama kantor polisi itu ikut diserang oleh kelompok bersenjata. Salah satu dari mereka mengenal Sagara dan meminta ikut dengan mereka. Sagara melihat kaos mereka bertuliskan player. Sagara lalu bertanya apa yang sebenarnya terjadi dan apakah mereka juga player. Mereka menjawab benar dan mereka sudah lama mengumpulkan para player lain yang terjebak dalam game ini. Orang itu berkata bahwa dunia dalam game ini diciptakan sedimian rupa agar cocok dengan dunia yang dinanti pemainnya agar pemainnya lupa bahwa dirinya dalam sebuah game. Dunia seperti menjadi orang kaya, aktor, memiliki kekuatan super, dll adalah cara simpel namun mutlak untuk membuat orang lupa bahwa dirinya dalah pemain dalam game. Sagara lalu bertanya apakah yang harus dilakukan untuk keluar dari game ini. Dia bilang jika tewas dalam game juga percuma, dirinya akan terlahir menjadi orang lain lagi dengan skenario yang berbeda. Orang itu mengatakan bahwa tak ada game yang sempurna, mengingat dirinya bisa mengumpulkan para player berarti sebenarnya mereka berada dalam server yang sama, hanya skenario yang berbeda. Orang itu lalu menambahkan bahwa mungkin dengan membuat overload server sampai crash mereka bisa keluar. Sagara bertanya bagaimana caranya. Orang itu menjawab dengan menjadi seorang terrorist. Sagara tidak setuju karena berisiko mati juga, lagipula dia tidak akan ahli dalam menjadi terrorist mengingat game yang dimainkannya karakternya selalu menjadi Hero atau hanya sebatas mediocore seperti Dota. Dalam game GTA sekalipun, Sagara hampir tidak pernah cuma main-main membunuh NPC di jalan. Namun Sagara mengambil resiko. Mereka lalu membuat kekaucauan dair menembaki orang-orang random, mengebomb mobil, dll, sampai dunia itu mulai terlihat hijau-hijau ciri khas server terlalu panas. Sagara dan lainnya bisa keluar dari game. Sagara ternyata memainkan game di ruangannya tersendiri.

Sementara itu di Atlas, pasukan Republic banyak yang pulang untuk digantikan dengan yang baru untuk berangkat ke Rainbow Gate City. Taktik ini disebut subtition. Ketika mereka tiba, mereka disambut meriah oleh penduduk Atlas yang masih pro pemerintah. Meski secara teknis mereka gagal mencapai target. Sepertinya orang tidak peduli, mereka berpikir Republic telah berjuang keras seperti pada pendahulu. Mereka sepantasnya disambut bagai pemain sepakbola terkenal, tak peduli timnya menang ataupun kalah. Namun tak semuanya senang, beberapa orang bilang operasi ini hanya membuang-buang waktu dan biaya. Raid Sagara menumpang kereta express khusus Republic untuk kembali ke Atlas.

Sagara yang baru turun dari kereta melihat para pasukan Republic disambut oleh keluarga mereka. Sagara yang melihat pasukan Republic yang berusaha rata-rata 30-40 tahun juga menyadari dirinya sudah tua. Sagara sudah berumur 24 tahun, usia yang sudah tidak cocok untuk menjadi pengguna kekuatan fiksi. Sagara bukanlah tentara jadi tidak bergabung ke garis depan, meski Sagara bisa menggunakan senjata, namun tak tahu taktik perang. Dirinya juga tidak mahir menembak, itu juga sebabnya tidak menggunakan senjata jarak jauh. Di pemeriksaan kemanan, petugas bertanya kepada Sagara bahwa kenapa warga sipil biasa memegang senjata api, bahkan 2. Sagara bilang itu hanyalah koleksi pribadi, dia juga tidak punya pelurunya. Petugas itu tidak peduli dan membiarakannya. Senjata itu adalah milik Atari, yang telah dikalahkan Sagara di Rainbow Gate City. Sagara berniat menyilidik senjata unik itu.

Sagara tidak langsung pulang, Sagara mencari toko-toko senjata yang kira-kira tahu mengenai jenis senjata itu. Namun, banyak yang tidak tahu dan tidak pernah melihatnya. Beberapa bilang bahwa senjata itu mirip M911 klasik namun tipe pelurunya beda dan sangat ringan sehingga bisa untuk duel-wielding, meski duel-wielding hampir tidak pernah digunakan karena tidak efektif. Sagara pergi jauh sampai ke dekat pelabuhan Atlas, di sana dirinya menemukan toko yang orangnya sangat berpengalaman. Dia bilang, bahwa senjata api yang dibawa Sagara itu rusak, dirinya menawarkan perbaikan, dan jika bisa akan menemukan jenis senjata itu. Sagara menyetujui hal itu dan meninggalkan senjata milik Atari itu di antah berantah. Sagara hanya berpesan tak perlu membeli pelurunya karena dia tidak butuh, dia bilang itu hanya koleksi barang antik.

Part 18: Rank E
Sementara itu di Borneo Island, salah satu dari daerah di mana pengaruh Indonesia Kingdom dan International Inc sangat sedikit...Xinnocent sedang melaksanakan tugas kemah SMA. Kemah ini diselenggarakan sekali dalam 3 tahun sehingga tiap siswa hanya bisa mengikutinya sekali semasa SMA kecuali dirinya tidak lulus tetap waktu. Salah satu kegiatannya adalah renungan api unggu. Tiap kelompok menceritakan kisah nyata maupun fiksi dan menebak moral dan maksud cerita itu. Kelompok yang dikenal memiliki banyak orang-orang eccentrik bernama kelompok Ksatria Benteng menceritakan kisah horror daripada kisah hidup orang-orang tak mampu seperti yang diceritakan kelompok lainnya. Ceritanya adalah mengenai asrama salah satu SMA di Borneo yang terkenal angker. Namun angkernya bukan karena hantu, namun sebuah makhluk dari dunia lain. Setiap tahun sekali, tepat pada hari di mana mereka berkemah, makhluk itu akan memakan anak-anak berusia 16-18 tahunan. Makhluk itu tidak berwajah, namun dapat menyamar menjadi siapa saja, sehingga orang-orang sulit mendeteksi keberadannya. Di tengan cerita, ketua perkemahan menskor Kelompok Ksatria Benteng karena telah melanggar aturan, bercerita tenang ceria horror di saat seperti itu sama sekali tidak membantu, menambah tegangnya suasana saja. Ketua kelompok menuruti saja permintaan ketua perkemahan. Namun karena suasanya sepertinya akan hujan, renungan api unggun akhirnya dibubarkan juga. Mereka kembali ke asrama masing-masing. Kepala sekolah SMA itu memang sangat peduli dengan murid-muridnya, jika hujan, mereka tidak dibiarkan tidur di kemah karena bisa menyebabkan muridnya kedinginan atau terserang penyakit kolera karena terlalu lama di tanah basah. Kemah itu juga berada tepat di dekat sekolah, tendanya didirikan di lapangan. Kepala sekolah juga tidak peduli jika sekolah lain berkemah di barack tentara ataupun tempat angker lainnya untuk menguji ketahanan diri siswa. Bagi kepala sekolah, hal itu sangat bodoh, tak ada pekerjaan real di dunia di mana bertahan di tempat angker akan bergunan kecuali menjadi pengguna kekuatan fiksi. Namun SMA itu tidak melatih pengguna kekuatan fiksi seperti Sky School.

Kembali di asrama SMA yang tidak disebutkan penulis karena penulis tidak terlalu soal Borneo. Penulis hanya keluar 2 kali dari pulau tempat lahirnya yaitu Jawa. Itupun lokasinya sama yaitu di Bali dan Lombok. Di asrama Xinnconent entah kenapa berpikiran soal cerita tadi. Ada sesuatu yang menjanggal pikirannya. Dia seperinya sedikit merinding akan cerita tadi, maka dia memanggil seorang temannya yang sangat expert soal hantu dan hal-hal mistis lainnya. Temannya yang perempuan itu juga seorang pengguna kekuatan fiksi. Xinnocent tidak bisa menggunakan SMS dan telepon karena sekolah itu didirikan di atas tempat di mana Aura sangat kuat kosentrasinya. Aura mengahalangi sinyal radio. Maka Xinnconent menggunakan telegram kuno.

Setelah mengirim pesan kepada temannya, berisinal Chisato, Xinnocent baru menyadari sesuatu. Dinding asrama itu berwarna coklat seperti dalam cerita horror tadi. Makhluk fiksi juga hanya akan muncul di tempat di mana Aura terkosentrasi sangat tinggi. Xinnocent jadi paranoid. Dia berkemas, tak peduli dengan temannya yang lain, lalu turun ke bawah dari lantai 4 menggunakan lift. Dia sudah belajar dari game, bahwa di lantai 0 merupakan tempat yang bagus untuk melarikan diri. Di jam yang menunjukkan pukul 11 malam itu, dia hendak bermaksud menemui Chisato di gerbang asrama. Ketika melewati kantin, seseorang menyapanya. Xinnocent hanya membalas dengan ramah penjaga asrama itu. Namun dirinya menyadari bahwa penjaga itu memiliki wajah setengah. Xinnocent langung melarikan diri menemui kepala sekolah. Hatinya juga bergeming untuk membakar sekolah itu jika ia mempunyai superpower seperti dalam game-game RPG yang dimainkannya. Xinnocent baru lega ketika sampai di lapangan basket yang rame. Masih ada senior-senior dan relawan yang sedang mempersiapkan kegiatan kemah besok yaitu pertandingan antara kelompok. Dirinya juga melihat Chisato yang ternyata benar-benar seorang perempuan. Chisato sebanrnya hanya kenala Xinnocent di jalan. Dirinya bilang bahwa jika terjadi apa-apa bisa menghubungi dirinya. Xinnocent percaya begitu saja tanpa tahu motif Chisato. Xinnocent lalu menceritakan semua pada Chisato. Chisato bilang dia dirinya sudah menduga hal ini. Dia bilang semua orang di sini bisa mati. Xinnocent langsung mengelak, tidak mungkin katanya. Chisato bilang bahwa bukannya seperti ini situasi yang dinginkan dirinya (Xinnocent) di mana munculnya monster misterius di sekolah dan seorang pahlawan dengan gadis setia di sisinya menjadi satu-satunya harapan. Xinnocent mengelak lagi karena ini bukanlah situasi dalam game, kalaupun ia, dirinya hanyalah orang biasa, bukan pengguna kekautan fiksi. Dirinya sering menulis di media sosial seperi facebook bahwa I'm not Superman, just ordinary Human. Chisato berusaha menenangkan Xinnocent yang tampak merenung. Dirinya bilang bahwa kita beruntung hidup di Borneo, karena tempat seperti Java Island, di mana terjadi konflik alot antar 3 fraksi membuat seseorang bisa terbunuh begitu saja secara fisik maupun mental. Chisato menambahkan memburu monster seperti itu di Goverment Guild di Java hanyalah misi kacangan tingkat E, hanya satu tingkat di atas misi terendah tingkat F yang biasanya diisi untuk mencari barang hilang.

Diceritakan selanjutnya bahwa Xinnocent yang sekarang menjadi predator. Xinnocent bergegas menuju kantin asrama itu, tempat terakhir dirinya melihat monster itu. Chisato mengikuti diirnya. Chisato berbisik pada Xinnocent bahwa perhatikan langkahnya dan berhati-hati. Monster seperti mereka ini sangat mudah menghilangkan orang, Republic dulu pernah menyewanya untuk menculik orang-orang. Xinnocent kesal pada Chisato yang baru menceritakannya sekarang, namun dia tidak banyak pikir. Tidak seperti di Java, di Borneo, senjata api bisa dimiliki siapa-saja, bahkan Xinnocentn memiliknya. Hal ini karena wilayah Borneo masih sangat liar dengan hewan-hewan berbahaya Jarak antar kota bisa puluhan kilometer tanpa kereta tidak seperti di Java atau Andalas. Xinnocent melangkah berhati-hati. Tiba-tiba Xinnocent mendengar sesuatu, seperti seseorang memukul besi, seperti seorang pandai besi. Xinnocent sangat familiar dengan suara ini karena dirinya sering menempa senjata di Blacksmith dalam game-game MMORPG. Xinnocent mengetahui suaranya itu dari belakang, namun terlambat...

Dari belakang, muncul rantai yang sangat panjang, menusuk perut Chisato dan menariknya...Xinnocent sangat shock dan mengejar rantai itu. Namun Xinnocent tak bisa mengejarnya. Dirinya tak punya lompatan quantum...rantai itu mengarah ke Bontang, menghilang dari kegelapan...


Part 19: Flashback: Kevin
Sementara itu di Capital City. Cerita ini dimulai pada tahun 2014 ketika Capital City dalam masa genjatan saja. Kondisi saat itu adalah seluruh Jakarta sudah menjadi wilayah Republic namun masih ada poket-poket kecil di Jakarta Utara. Kevin memanfaatkan kedaaan ini untuk menimba ilmu mengingat sebenarnya dia tidak peduli dengan konflik dan akan tetap bekerja di bawah bendera manapun. Tapi dalam hati, Kevin sebenarnya tidak suka oposisi seperti Indonesia Kingdom maupun International Inch. Saat itu Kevin iseng untuk mendaftar menjadi pasukan pengawal gubernur. Syaratnya adalah mampu mengeoperasikan berbagai macam senjata api dan seorang pengguna kekuatan fiksi. Perekutan ini sedikit kontroversial mengingat Republic membanned pengguna kekuatan fiksi. Gubernur Jakarta saat itu dijabat oleh Fajar Aribowo. Dirinya selalu menjadi incaran assasin dari orang-orang yang merasa dirugikan dengan kebijakannya, seperti membuat Tangerang menjadi Buffer-Zone antara Republic dan Indonesia Kingdom.

Saat itu ayah Kevin menepati janji untuk mengajak Kevin dan adiknya keliling Jakarta. Meski dari Depok, keluarga Kevin memang hampir tidak pernah menikmati Jakarta. Keluarga Kevin sedang menaiki kereta dari UI menuju Gambir. Ketika tiba di Pasar Minggu, tiba-tiba terjadi keramaian. Kevin berdiri dan melihat ke luar. Ternyata itu adalah Gubernur Fajar yang sedang menginspeksi pembangunan tembok lingkaran Jakarta yang gerbangnya melewati Pasar Minggu. Tembok itu berfungsi menahan serangan International Inc dari Bogor. Yah, Depok juga merupakan Buffer Zone, namun tidak ada protes di sini. Kevin lalu melihat Fajar menaiki kereta itu juga. Di dalam kereta, orang-orang yang mendukung Fajar malah meminta foto. Suasana di kereta itu juga jadi ramai. Adik Kevin, juga ikut antusisas. Kevin agak heran sejak kapan adiknya tahu soal politik. Fajar lalu menjawab pertanyaanm salah satu penumpang, Fajar menjawan bahwa hari itu dia akan menilai proyek-proyek baru di Jakarta, seperti rusun-rusun baru dan Tol level 5. Kevin hanya duduk di kereta menikmati perjalan ketika orang-orang antusias bertanya atau mendengarkan sambutan Fajar. Seorang di samping Kevin, berbisik bahwa ada dirinya heran Rel lantai 5 seharusnya belum operasi tetapi kenapa ada kereta yang berada di situ. Kereta yang dinaiki Kevin berada di lantai 4. Daerah Jabodetabek terutama Tangerang dan Jakarta meniru konsep di Atlas di mana transportasi utama adalah kereta. Bahkan Rel di buat melayang di atas dan memiliki lantai sampai 5. Tiap kereta hanya memiliki 3 gerbong namun jumlahnya sangat banyak. Tiap 10 menit akan bisa ada satu kereta yang tiba di stasiun. Tiap jalur memiliki rat-rata 7 rel dan 1 rel dikhusukan untuk keadaan darurat. Jalur kereta yang sangat banyak dari Lantai -1 sampai 5 membuat Jakarta hampir kosong kendaraan seperti Atlas.

Orang yang berbisik mengaku dirinya bernama Nathan menghampiri Fajar. Pasukan pengawal gubernur sempat menghentikan langkahnya. Natahan berteriak bahwa ada kereta yang berada di lantai 5, namun di lantai 4, sementara kereta mereka di jalur 3 sehingga mereka tampak bisa jelas melihatnya. Fajar agak ragu, lalu meminta staffnya menghubungi Express Industry. Mereka hanya bisa berkomunikasi lewat Telegram karena Jakarta penuh Aura sehingga tidak bisa menggunakan sinyal radio seperti pada ponsel.

Fajar terkejut jawaban Express Industry bahwa tidak mungkin bisa mengoperasikan kereta di lantai 5, karena bantalannya saja belum jadi. Fajar lalu meminta staffnya menghubungi Republic, menghubungi seseorang bernama Jendral Antok. Fajar sudah terbiasa dalam situasi yang mencurigakan karena beberapa kali kelompok atau orang berusaha membunuhnya.

Sementara itu Di Aceh, tempat yang sangat jauh dari pemerintahan pusat, merupakan tempat terburuk di Indonesia dalam cerita ini sejak tahun 1998. Di luar, Aceh dikenal tempat yang unik karena menerapkan hukum Islam secara nyata dan mendapatkan gelar daerah provinsi khusus. Aceh dikenal sepertinya cukup layak dikunjungi tidak sampai tahun 1998, dimana pecah perang besar di Indonesia. Aceh menjadi wilayah terkutuk karena saat perang sebuah fraksi bernama Federalist menggunakan banyak sekali pengguna kekuatan fiksi, memanfaatkan Aura yang sangat besar di Aceh untk berperang, menggunakan segala kekuatan fiksi yang bahkan kotor sekalipun demi merebut kekuatan Indonesia Kingdom di Aceh. Akibatnya banyak monster dan Eva yang terbentuk akibat Aura yang saling bercampur satu sama lain atau Aura bebas dari pengguna kekuatan fiksi yang telah meninggal dunia. Selama 6 tahun peperangan, akhirnya sampai di titik di mana Aura benar-benar terkontaminasi. Seluruh tanah di Aceh menjadi hitam, monster dan Eva negatif sangat tidak terkendali pertumbuhannya. Orang-orang di Banda Aceh hanya bertahan di kampus-kampus yang ada karena di Indonesia sebuah universitas biasanya memiliki persediaan yang lengkap. Setiap hari di Aceh hanya berburu monster ataupun Eva bagi siapapun yang masih mampu untuk bertarung. Pemerintah tidak bisa menjangkau Aceh untuk mengirim bantuan, sepertinya juga tidak peduli. Region Sumatra Utara bagian Utara bahkan menjadi buffer zone dan ditinggalkan penduduknya. Horeta bertahan di Aceh Old University (AOU) bersama para penduduk yang tersisa. Horeta adalah orang sangat tidak semental dan menerima semua apa adanya. Dalam keadaan yang parah itu, dia bersama teman-temannya bahkan mau bertarung melawan musuh demi sebuah kaset game. Horeta memang adalah seorang gamers. Horeta bahkan sedang terobsesi untuk membangun lagi jaringan kabel internet sejauh 150 km ke arah laut di tenggara untuk menjangkau stasiun internet terdekat di mana kabelnya akan bergabung dengan jaringan kabel laut ke Singapura.

Part 20: The Devil
Part 21: Sagara Vs B
Part 22: Sagara Vs U(mbrella)
Part 23: Shadow in Ujung Pandang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar